Selama ini Patih Gajah Mada secara luas dianggap sebagai yang terbaik panglima perang yang pernah dimiliki kerajaan Majapahit di kepulauan khususnya.
Namun ternyata, selain Gajah Mada terkenal dengan Sumpah Palapa-nya, masih ada panglima perang tokoh-tokoh terkenal kehebatannya, sampai Gajah Mada dikatakan mampu menyatukan Nusantara dapat dibuat ketakutan.
Adalah salah satu pentolan militer Kebo Iwa dari Kerajaan Bali Aga. Panglima perang sangat dicintai raja dan rakyatnya tidak ingin tunduk pada Majapahit.
Bahkan, ketika Kerajaan Daha yang merupakan holding dari Bali Aga hilang, di pulau kerajaan ini tetap bersikukuh untuk tidak mengirimkan.
Berikut sedikit cerita tentang Kebo Iwa dan perjuangan dalam membela kerajaan, untuk membuat Gajah Mada harus berpikir seribu kali untuk menyerang Bali Aga.
Dikisahkan, Bali Aga adalah sebuah kerajaan kuno di Bali yang pernah berdiri di abad ke-8 dan berakhir pada abad ke-14 ketika akhirnya diserang oleh Majapahit.
Kala Kebo Iwa melayani panglima perang, kerajaan diperintah oleh seorang raja bernama Sri Ratna Bumi Banten sangat dicintai oleh rakyat. Aturan gaya itu sangat adil dan bijaksana untuk membuat kerajaan ini terus tumbuh dan sejahtera.
Melihat kekuatan Bali Aga terus tumbuh itu membuat Majapahit begitu marah. Seperti yang telah dikatakan di atas, kerajaan Daha yang merupakan holding dari Bali Aga saja tunduk pada Majapahit. Sementara Bali Aga bukan terus menentang.
Sebenarnya Majapahit bisa langsung menyerang kerajaan Bali Aga langsung. Dengan kekuatan yang sangat besar, tidak ada halangan untuk bumi hangus Bali Aga.
Namun, keinginan itu tidak segera dilakukan oleh Gajah Mada yang sudah diatur oleh satu, Pengadilan Dewi. Dia masih mencari strategi terbaik untuk mengalahkan Bali Aga.
Irisan Gajah Mada terbesar adalah keberadaan Kebo Iwa. Panglima perang memiliki kerajaan Bali Aga yang terkenal sulit untuk mengalahkan. Bahkan, ia dianggap begitu kuat bahwa siapa pun yang menentang dia akan kelelahan dan tidak bisa bergerak.
Gajah Mada've mendengar dan tahu apa kebesaran Kebo Iwa jadi dia lebih suka untuk manuver daripada harus berurusan langsung di medan perang.
Taktik yang akhirnya dipilih oleh Gajah Mada adalah untuk menipu Kebo Iwa ingin datang ke Jawa. Sebagai bentuk kerjasama dan persahabatan dua kerajaan, Kebo Iwa hanya akan diundang ke Jawa dan akan menikah dengan salah satu putri Majapahit yang memiliki luar keindahan kaleng.
Setelah di Jawa, Kebo Iwa sengaja ditipu oleh Gajah Mada yang dibutuhkan untuk menyelesaikannya sendiri. sumur ini akan digunakan sebagai pernikahan mas kawin dengan putri Majapahit.
Kebo Iwa akhirnya setuju dan menggali meskipun pada akhirnya ia dikuburkan dengan tanah dan batu oleh Gajah Mada tentara yang segera mencengkeram.
Namun taktik yang dibuat oleh Gajah Mada tidak membuat Kebo Iwa sekarat. Dia benar-benar bisa keluar dari sumur gali dan perang menantang dengan Gajah Mada pada laki-laki.
Tantangan itu akhirnya diterima oleh Gajah Mada dan dua berjuang mati-matian tanpa terlihat kehilangan. Kekuatan dua panglima perang begitu berimbang.
Untuk mengakhiri pertarungan ini Kebo Iwa akhirnya menyerah karena ia memprediksi bahwa hanya kematian mampu menyatukan bangsa.
Kebo Iwa akhirnya tewas di tangan Gajah Mada tanpa merasa frustrasi atau kalah. Dia bahkan bersumpah, jika sebuah negara yang dibangun oleh Gajah Mada dan keturunannya akan dijajah oleh orang kulit putih sampai setiap saat.
Demikianlah kisah seorang Kebo Iwa. Meskipun ia sangat ditakuti oleh Gajah Mada, nasib masih membawanya dalam kematian.
Kebo Iwa dihembuskan untuk membuat negara ini bersatu di era Majapahit meskipun akhirnya runtuh dan negara diduduki oleh bangsa asing selama 350 tahun.
Komentar
Posting Komentar