Algojo adalah orang yang melakukan eksekusi mati kepada tahanan atau orang yang dianggap bersalah meski hanya sepihak. Algojo akan melakukan aksi mengerikan seperti menyiksa dengan cambukan, menembak tepat di kepala, hingga yang paling kejam adalah memenggal kepala para korban dengan sangat bahagia.
Hidup algojo hanya dihabiskan dengan membunuh korban. Hal yang membuat mereka bahagia adalah membunuh dan melihat korbannya tak bernyawa dengan penuh kesakitan. Pun mereka dibayar mahal untuk melakukan aksi sadis yang melanggar sisi kemanusiaan ini.
Dalam sejarah umat manusia, muncul banyak algojo kejam yang seluruh hidupnya dihabiskan untuk membunuh. Dan inilah algojo yang tersadis di dunia!
> Louis Congo – Amerika
Louis Congo adalah orang berkulit hitam pertama yang menjadi algojo resmi dari Louisiana di abad ke-18. Dalam kariernya sebagai seorang algojo, Congo telah membunuh ratusan nyawa dengan cara yang mengerikan. Biasanya dia akan menggantung korban dan meremukkan tulang mereka dengan roda yang berputar dan senjata tajam.
Jabatan algojo di masa itu bukanlah sesuatu yang sangat hebat. Bahkan Congo kerap dicemooh banyak orang. Parahnya lagi, dia sering diserang oleh para budak yang menganggap tak manusiawi. Setidaknya dia sudah dua kali nyaris mati akibat tusukan pisau ke tubuhnya.
> Vasili Blokhin – Uni Soviet (Rusia)
Vasili Brokhin adalah salah satu algojo pembunuh paling sadis dalam sejarah umat manusia. Dia merupakan tangan kanan dari Stalin yang melakukan pembunuhan massal di masanya berkuasa. Setidaknya 10.000 orang dibantai dengan ngeri menggunakan sebuah pistol produksi Jerman.
Dalam satu sesi eksekusi, Vasili Brokhin bisa membantai 300 orang dengan cepat. Kepiawaiannya dalam membunuh membuat Stalin sangat bangga. Bahkan dia mendapatkan penghargaan yang cukup tinggi dari pemerintah. Meski tenar dan mendapatkan banyak posisi terbaik, Vasili justru mengakhiri hidupnya dengan gantung diri.
> Anwar Congo – Indonesia
Anwar Congo adalah salah satu aktor dalam film dokumenter Jagal (The Act of Killing) yang sempat mengguncang dunia. Film dokumenter ini mengisahkan kembali bagaimana Anwar Congo membantai banyak sekali nyawa dengan sangat sadis. Bahkan di setiap aksinya, dia selalu merasa bahagia dan mengembangkan senyum sumringah.
Anwar Congo sebenarnya adalah preman yang bermukim di Medan. Namun mendadak direkrut untuk membantai orang-orang yang dianggap terlibat dengan PKI. Aksi Anwar Congo diduga dilindungi oleh petinggi militer hingga meski telah membantai banyak nyawa, dia tak juga dihukum.
> Johann Reichhart – Jerman
Johann Reinchhart adalah orang yang bekerja sebagai algojo secara profesional. Bahkan karier membunuh tahanan ini diturunkan dari ayah dan kakeknya. Selama berkarier sebagai algojo, Johann telah membunuh setidaknya 3.000 dengan kejam. Akibat hal ini, dia memiliki banyak musuh meski dari pekerjaan ini uang melimpah selalu didapatkan.
Johann biasanya bekerja dengan beberapa orang di dalam timnya. Dia membawa alat pemenggal kepala yang canggih. Sekali korban dimasukkan ke alat itu, kepalanya akan langsung putus dan meninggal di tempat. Oh ya, Johann sering disewa orang-orang militer untuk mengeksekusi tahanan yang dianggap berbahaya.
> Albert Pierrepoint – Inggris
Albert Pierrepoint dikenal sebagai algojo paling berpengaruh dari Inggris. Dia telah membunuh setidaknya 600 orang sepanjang kariernya sebagai algojo. Rekor terbesar dalam hidup hidupnya adalah membunuh orang sebanyak 17 orang. Kehebatannya dalam mengeksekusi banyak orang membuat Albert sangat ditakuti selama 2 dekade sejak 1932.
Setelah pensiun dari pekerjaannya. Albert justru banyak sekali melakukan aksi protes menolak adanya pembunuhan dengan gantung atau metode lainnya. Namun, aksinya ini membuat banyak orang tak suka. Dia malah diminta untuk kembali menjadi algojo dan melanjutkan karier hebatnya dalam membantai banyak orang.
Itulah mereka yang masuk dalam daftar algojo paling sadis di dunia. Kewajiban dan tanggung jawab mereka terhadap pekerjaan tersebut banyak mengorbankan nyawa orang lain, bahkan beberapa diantara mereka ada yang menganggap dirinya sebegai pahlawan. Semoga pembantaian massal yang dilakukan para algojo tersebut tak terjadi lagi di era moderen saat ini, kalaupun untuk kepentingan eksekusi hukuman mati, semoga ada cara yang labih manuasiawi lagi.
Hidup algojo hanya dihabiskan dengan membunuh korban. Hal yang membuat mereka bahagia adalah membunuh dan melihat korbannya tak bernyawa dengan penuh kesakitan. Pun mereka dibayar mahal untuk melakukan aksi sadis yang melanggar sisi kemanusiaan ini.
Dalam sejarah umat manusia, muncul banyak algojo kejam yang seluruh hidupnya dihabiskan untuk membunuh. Dan inilah algojo yang tersadis di dunia!
> Louis Congo – Amerika
Louis Congo adalah orang berkulit hitam pertama yang menjadi algojo resmi dari Louisiana di abad ke-18. Dalam kariernya sebagai seorang algojo, Congo telah membunuh ratusan nyawa dengan cara yang mengerikan. Biasanya dia akan menggantung korban dan meremukkan tulang mereka dengan roda yang berputar dan senjata tajam.
Jabatan algojo di masa itu bukanlah sesuatu yang sangat hebat. Bahkan Congo kerap dicemooh banyak orang. Parahnya lagi, dia sering diserang oleh para budak yang menganggap tak manusiawi. Setidaknya dia sudah dua kali nyaris mati akibat tusukan pisau ke tubuhnya.
> Vasili Blokhin – Uni Soviet (Rusia)
Vasili Brokhin adalah salah satu algojo pembunuh paling sadis dalam sejarah umat manusia. Dia merupakan tangan kanan dari Stalin yang melakukan pembunuhan massal di masanya berkuasa. Setidaknya 10.000 orang dibantai dengan ngeri menggunakan sebuah pistol produksi Jerman.
Dalam satu sesi eksekusi, Vasili Brokhin bisa membantai 300 orang dengan cepat. Kepiawaiannya dalam membunuh membuat Stalin sangat bangga. Bahkan dia mendapatkan penghargaan yang cukup tinggi dari pemerintah. Meski tenar dan mendapatkan banyak posisi terbaik, Vasili justru mengakhiri hidupnya dengan gantung diri.
> Anwar Congo – Indonesia
Anwar Congo adalah salah satu aktor dalam film dokumenter Jagal (The Act of Killing) yang sempat mengguncang dunia. Film dokumenter ini mengisahkan kembali bagaimana Anwar Congo membantai banyak sekali nyawa dengan sangat sadis. Bahkan di setiap aksinya, dia selalu merasa bahagia dan mengembangkan senyum sumringah.
Anwar Congo sebenarnya adalah preman yang bermukim di Medan. Namun mendadak direkrut untuk membantai orang-orang yang dianggap terlibat dengan PKI. Aksi Anwar Congo diduga dilindungi oleh petinggi militer hingga meski telah membantai banyak nyawa, dia tak juga dihukum.
> Johann Reichhart – Jerman
Johann Reinchhart adalah orang yang bekerja sebagai algojo secara profesional. Bahkan karier membunuh tahanan ini diturunkan dari ayah dan kakeknya. Selama berkarier sebagai algojo, Johann telah membunuh setidaknya 3.000 dengan kejam. Akibat hal ini, dia memiliki banyak musuh meski dari pekerjaan ini uang melimpah selalu didapatkan.
Johann biasanya bekerja dengan beberapa orang di dalam timnya. Dia membawa alat pemenggal kepala yang canggih. Sekali korban dimasukkan ke alat itu, kepalanya akan langsung putus dan meninggal di tempat. Oh ya, Johann sering disewa orang-orang militer untuk mengeksekusi tahanan yang dianggap berbahaya.
> Albert Pierrepoint – Inggris
Albert Pierrepoint dikenal sebagai algojo paling berpengaruh dari Inggris. Dia telah membunuh setidaknya 600 orang sepanjang kariernya sebagai algojo. Rekor terbesar dalam hidup hidupnya adalah membunuh orang sebanyak 17 orang. Kehebatannya dalam mengeksekusi banyak orang membuat Albert sangat ditakuti selama 2 dekade sejak 1932.
Setelah pensiun dari pekerjaannya. Albert justru banyak sekali melakukan aksi protes menolak adanya pembunuhan dengan gantung atau metode lainnya. Namun, aksinya ini membuat banyak orang tak suka. Dia malah diminta untuk kembali menjadi algojo dan melanjutkan karier hebatnya dalam membantai banyak orang.
Itulah mereka yang masuk dalam daftar algojo paling sadis di dunia. Kewajiban dan tanggung jawab mereka terhadap pekerjaan tersebut banyak mengorbankan nyawa orang lain, bahkan beberapa diantara mereka ada yang menganggap dirinya sebegai pahlawan. Semoga pembantaian massal yang dilakukan para algojo tersebut tak terjadi lagi di era moderen saat ini, kalaupun untuk kepentingan eksekusi hukuman mati, semoga ada cara yang labih manuasiawi lagi.
Komentar
Posting Komentar